Menjemput pajar
Dikala muka muka polos yang penuh harapan mulai melakukan
aktivitasnya
Dari mulai yang membawa cangkul
Yang membajak sawah
Semangat mereka takan pernah padam
Muka yang begitu sopan dan lugu
Selalu tersenyum melihat indah nya hamparan tanah yang
penuh kegiatan
Suara gemercik air seakan menjadi lantunan musik terindah
Cuaca yang begitu hangat seakan menjadi sahabat yang
setia
Waktu terus berjalan
mereka mulai menanamkan harapan nya di atas tanah
Lambat laut harapan itu tumbuh dan
berkembang
Dengan di bantu doa yang sehari hari terlontar di mulut
Hari demi hari telah di lewati
dengan indah
Datanglah satu hari yang membuat harapan itu mati dalam waktu sekejap
Lalu mereka hanya bisa terdiam dan berusaha memperbaiki harapan itu
Hari terus berlalu harapan itu seakan mati di telan bumi
dan mereka hanya bisa menerima dengan lapang dada dan
pasrah
tiga bulan pun telah berlalu dan waktunya menentukan
harapan itu berhasil atau mati
namun kali ini harapan itu mati dan sudah hilang dan
pergi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar